TARGET, SALESPLAN DAN FORECAST PENJUALAN.

Sebelum lebih jauh memahami Forecast Penjualan ada baiknya kita juga memahami perbedaan-perbedaan antara Target, Salesplan,  dan Forecast, Realitanya banyak Salesman, bahkan Sales Manager yg salah mengartikan atau salah mendefinisikan ketiga istilah ini, sehingga seringkali tertukar antara Salesplan & Forecast, atau seringkali langsung membuat Forecast berdasarkan Target tanpa adanya Salesplan…, ironis kan?, hasilnya apa? bisa jadi pencapaian penjualan yang tidak maksimum dan atau malah salah membaca pasar yang kemudian menimbulkan Loss sales di kemudian hari.

  1. Target

Kalau yang ini semua orang sales pasti tau, jangan ngaku orang sales kalau gak tau Target karna tiap salesman pasti punya target penjualan. Target penjualan sesungguhnya merupakan angka penjualan yang di rencanakan oleh pihak Management untuk di capai. makanya beberapa perusahaan tidak menyebutnya sebagai Target, tapi juga Bisnis Plan (BP), Budget, atau Goal setting, atau mungkin ada istilah lain.

Perlu di pahami idealnya sebuah perusahaan menyeting target penjualan dengan juga mengakomodir hal-hal lainnya, seperti ketersediaan stok, estimasi pertumbuhan pasar, rencana pengembangan produk, kemampuan logistik, Cash Capability, dll. yang mana artinya Target yang di setting ini memang benar-benar merupakan Bisnisplan atau rencana rencana bisnis yang ingin di capai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

Artinya Target lebih mengarah kepada rencana Perusahaan untuk tumbuh yang mana di pengaruhi oleh faktor-faktor internal yang ada.

2.Salesplan

Berbeda dengan Salesplan atau rencana penjualan. Rencana penjualan adalah angka penjualan yang ingin benar-benar di capai oleh seorang penjual dengan lebih menganalisa kondisi realtime pasar pada saat itu, peluang-peluang penjualan yang ada dan kemampuan kita dalam melakukan proses closing-closing penjualan untuk mengejar angka semaksimal mungkin. Idealnya harus diatas target, atau minimal mencapai target.

Salesplan lebih di pengaruhi oleh faktor-faktor external yang terjadi selama periode penjualan tersebut, contohnya jika di Distribution Bisnis adalah sbb : Target 1000 untuk salah satu Toko, namun kenyataannya Sisa Stok masih 1500, dengan average Stok toko biasanya hanya 1000/Bulan , dengan memperhatikan kondisi realtime yang ada kemudian kita menganalisa pasar bahwa Toko sepertinya punya kemungkinan untuk bisa menjual sebanyak 800 sampai akhir bulan, sehingga sisa Stok akan menjadi 700, disini kita menganalisa juga bahwasanya Toko kemungkinan akan memperbanyak Stok, mengingat bulan selanjutnya akan peak season, dalam hal ini kita boleh saja membuat salesplan sebanyak 1000 unit sesuai Target sehingga pada akhir bulan Stok averagenya akan sedikit tinggi demi mangantisipasi peak season bulan selanjutnya.

Contoh lainnya adalah di IB atau Industrial Bisnis. yaitu salesman yang mensupply produknya ke Institusi-institusi atau perusahaan-perusahaan.Contoh sebagai sales pemasok produk bahan baku industri dengan  target 100 jt, dari existing customer kita memplaning 80 juta, dan harus cari 20 juta lainnya dari Customer baru, dari target 20 juta customer baru ini berapa kira-kira nilai salesplan  yang sudah berstatus Hot prospek, atau prospek yg sudah 80-95% pasti deal, jika ternyata hanya 12 juta maka kita harus akui bahwa sementara salesplan kita adalah baru 92 juta. lalu apakah selesai sampai disini? tidak Seorang Salesman harus sesegera mungkin Take Action bagaimana agar target dapat terpenuhi, agar salesplannya bisa mencapai target penjualan yang ada. bisa dengan sesegera mungkin mencari prospek-prospek baru memfokuskan prospek yang ada agar menjadi Hot prospek, atau mencoba meningkatkan kuantity penjualan dari existing customer yang ada.

Inti dari Salesplan adalah seorang Salesman harus bisa membuat rencana berapa angka yang mau di capai dengan memperhatikan kondisi external yang ada seperti pasar, seasonality, competitor movement dll dan kemampuan jual dirinya ,  agar target penjualannya bisa tercapai. Salesplan juga berguna untuk  memaksa Salesman untuk dapat menganalisa pasar sedini mungkin, mengikuti progressnya dan bisa segera take action yang dirasa perlu demi mencapai Target yang di tentukan perusahaan.

3.Forecast

Jika sudah cukup memahami perbedaan antara Target dan Salesplan maka mari kita pahami apa dan bagaimana Forecasting sebaiknya di buat.

Perbedaan mendasar antara Target penjualan dan Salesplan adalah : Target penjualan merupakan angka penjualan yg ingin di capai yang berasal dari internal perusahaan dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal lainnya yang merupakan perwujudan Rencana pertumbuhan Bisnis Perusahaan, sementara Salesplan atau rencana penjualan merupakan angka penjualanyg ingin di capai yang berasal dari analisa-analisa realtime  team Sales dari faktor external dalam hal ini kondisi pasar,demand produk, kondisi pelanggan,kompetitor dan faktor-faktor external lain yang akan mempengaruhi pencapaian target perusahaan dalam satu periode tertentu.

Lalu bagaimana dengan Forecasting penjualan?, Forecasting penjualan merupakan estimasi real berapa sesungguhnya penjualan bisa di capai dengan menganalisa faktor-faktor pendukung pencapaian target dengan kondisi real pasar dan kemampuan real menjual kita, yang mana sesungguhnya adalah kombinasi dari analisa kita dalam menentukan target dan membuat salesplan.

Untuk lebih simple mari kita pahami contoh berikuti: Team sales atau salesman sudah melakukan analisa Salesplannya dan menentukan rencana penjualannya sebesar 200 Juta, target penjualan sebesar 180 juta, untuk itu apakah angka 200 juta tersebut bisa kita anggap sebagai Forecast atau tidak? belum tentu. dari salesplan 200 juta tersebut, kita perlu lebih dalam lagi menganalisa apakah faktor internal perusahaan sanggup untuk memenuhinya?, seperti ketersediaan stok, TOP pembayaran, Logistik pengiriman, additional service, delivery Ontime dll. jika ternyata bisa maka it’s Ok , salesplan bisa kita anggap sebagai Forecast penjualan, namun jika pada kenyataannya tidak dapat memenuhim dan yang bisa terpenuhi hanya sebesar 150 juta maka mau tidak mau harus kita akui Forecast kita hanya sebesar 150 juta.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah sebagai salesman kita cukup tenang-tenang saja dengan Forecast yang hanya 150 juta? tentunya tidak. disinilah pentingnya forecasting sebagai tools, ketika kita ketahui bahwa forecast kita masih di bawah target maka itulah saatnya kita harus segera take Action untuk bagaimana caranya memenuhi target penjualan yang ada.

Inti dari melakukan forecasting yang benar adalah agar sebagai salesman kita benar-benar terus bisa menganalisa sedetail mungkin semua progress penjualan kita dan bisa segera take action jika dirasa perlu demi mencapai penjualan yang maksimal

Pengertian dari forecast penjualan itu sendiri adalah suatu proyeksi atau perkiraan secara tekhnis yang berasal dari pada permintaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.

Ada lima faktor yang mempengaruhi suatu forecast atau peramalan penjualan yaitu :

  1. SIFAT PRODUK.

Pada faktor ini lebih mengedepankan pada sifat produk yang di hasilkan oleh perusahaan, apakah produk ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang atau dalam jangka waktu pendek.

  1. METODE DISTRIBUSI.

Pada faktor ini lebih menitik beratkan pada metode distribusi yang dipakai oleh perusahaan, dimana letak perusahaan apakah dekat dengan pasar atau dekat dengan bahan baku.

  1. BESARNYA PERUSAHAAN DIBANDING PESAING.

Pada faktor ini lebih melihat pada posisi suatu perusahaan pada pasar, apakah perusahaan sebagai market leader, market chalangger, market follower, atau market niecher.

  1. TINGKAT PERSAINGAN.

Setelah mengetahui posisi perusahaan bagaimanakah tingkat persaingan dengan perusahaan pesaing.

  1. DATA HISTORIS.

Data historis yang diperlukan disini minimal berjumlah lima tahun terakhir dari perusahaan.

Pada grafik penjualan suatu perusahaan, forecast penjualan ditunjukkan dengan fungsi “Trend” yang berbentuk suatu garis lurus. Sehingga pengertian dari Trend adalah suatu gerakan garis lurus dalam waktu yang panjang dan mempunyai karakteristik bergerak yang lamban serta berjalan ke satu arah.

Dikarenakan forecast penjualan merupakan dasar yang utama untuk menyusun anggaran penjualan, maka ada beberapa tekhnik yang di gunakan untuk menyusun forecast penjualan, yaitu :

  1. Forecast berdasarkan pendapat.

Merupakan data yang berasal dari

* Pendapat konsumen.

* Pendapat salesman

* Pendapat sales manager.

* Pendapat para ahli.

  1. Forecast berdasarkan perhitungan.

Pada tekhnik ini pembuatan forecast berdasarkan metode tertentu, adapun metode yang digunakan adalah:

* Metode trend setengah rata – rata.

* Metode trend moment.

* Metode least square.

* Metode kuadratik.

Metode ini berbentuk garis lengkung, dan digunakan dalam perusahaan yang kegiatan produksinya tidak beraturan, sehingga penggunaan metode ini jarang dilakukan.

* Metode korelasi.

Penggunaan metode ini berdasarkan data historis yang berasal dari variabel yang ditaksir (Y) dari data historis (X) yang sudah diketahui, yang diduga mempengaruhi perkembangan dari data Yang ditaksir (Y).

* Metode trend bebas.

Caranya ditentukan dari data yang berdasarkan pendapat dan tentukan standar defiasi yang paling kecil atau mendekati nol. Metode ini jarang digunakan dengan alasan tidak memperhitungkan hitungan kualitatif dan berdasar pada data subyektif, tidak berdasar pada model tertentu, tidak berdasarkan metode deduktif dan induktif, tidak logis dan sistematis.

  1. Forecast berdasarkan metode khusus.

Metode yang dipakai disini adalah

* Metode analisis industri.

Tahapannya,

Buat proyeksi permintaan industri, dan berikan nilai dalam persaingan, sehingga di peroleh perhitungan,

Market share = Permintaan perusahaan : Permintaan industri X 100%.

Metode ini digunakan untuk jenis produk yang sama.

* Metode analisis product line.

* Metode analisis penggunaan akhir.

Penggunaan metode ini diperlukan pada perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang siap pakai

Forecasting, pasti tiap salesman mengenal istilah ini. Hampir di setiap perusahaan penjualan pastilah kita mengenal apa yang di sebut dengan Forecasting, atau Plan penjualan, atau estimasi  penjualan atau mungkin ada beberapa istilah lain yang berbeda-beda di perusahaan lain.

Saya masih teringat ketika masih menjadi Salesman Produk xxx sekitar 12 tahun yang lalu, tiap Minggu yang biasanya di Jumat Malam kita selalu meeting Forecast / meeting Estimasi penjualan, atau yg kita sambil bercanda selalu sebut Judgement Day, mengapa demikian karena sang Big Bos waktu itu yang Hobby bicara nyelekit, selalu saja mencari mangsa atau target korban untuk di hina ketika forecast salesmannya masih di bawah target atau ketika progress penjualannya buruk.

Forecasting atau estimasi penjualan merupakan salah satu tools dalam pekerjaan salesman yang sebenarnya sangat penting bagi salesman & Management. yang mana fungsinya adalah sebagai rencana atau gambaran atau juga Estimasi berapa kira-kira angka penjualan yang bisa di capai dalam satu periode tertentu.

Tools Forecasting ini bisa bermacam-macam bentuk atau namanya di setiap spesialisasi sales, begitupun metode pengukuran serta penetapannya. di Spesialisasi DS (Direct Sales) misalnya, tentunya berbeda cara melakukan atau menentukan Forecast ini dengan spesialisasi DB (Distribution Busines), begitupun juga dengan Spesialisasi  IB (Industrial Busines) tentunya berbeda dengan kedua Spesialisasi sebelumnya.

Kenyataannya di dunia sales, Forecasting atau perencanaan penjualan ini masih sering di salah artikan oleh para salesman dan Sales Manager, sehingga tidak jarang Seorang Salesman justru tidak menggunakan tools ini sebaik mungkin. sehingga malah terjadi missleading dalam pengambilan keputusan Management. dan ini seringkali terjadi kesalahan Forecasting penjualan bisa berimplikasi serius kepada kesalahan forecast barang yang pesan dari logistik yang mana berpotensi terjadinya pengembalian barang yang tinggi.

Sebagai contoh : ketika meeting forecasting seorang Sales cenderung mangambil jalan simple ketika ditanya berapa forecastnya, dengan simple dia menjawab “sesuai Target Pak”, karna dia berfikir bahwa kewajiban kita kan mencapai target jadi saya forecastkan sesuai target saja, kan memang harus capai target. Atau contoh lain misalnya ” Saya Forecastkan120% vs Target Pak”, karna yang bersangkutan memang Salesman super Ambisius dan sangat ingin menjual over target. saya ulangi sangat ingin menjual over target. ya.., berdasarkan keinginannya yang kuat dia berjanji ke Management Bahwa dirinya akan menjual over target. padahal kita tau realitanya keinginan yang kuat saja tidaklah cukup untuk mendapatkan sukses penjualan. ada banyak faktor lainnya seperti ketersediaan stok, Delivery time, seasonality dll.

One thought on “TARGET, SALESPLAN DAN FORECAST PENJUALAN.

Add yours

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑